Kamis, 07 Mei 2015

laporan dasar mikrobiologi


LAPORAN 

 PLANKTONOLOGI 01

‘’IDENTIFIKASI PLANKTON DI PERAIRAN’’




Disusun oleh :
GIANTO
130254244414



JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2014
 

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Indonesia merupakan suatu negara yang sebagian besar wilayahnya adalah perairan dan sumberdaya perairan indonesia sangat kaya akan hasil-hasil laut terutama ikan.dalam ekosistem perairan indonesia jug sangat banyak terdapat berbagai jenis plankton.
Plankton adalah mikroorganisme yang di temui hidup diperairan baik di air tawar, air payau dan air laut. Organisme ini baik dari jumlah dan jenisnya sangat banyak. Secara fungsional, plankton dikelompokan menjadi dua yaitu fitoplankton (nabati) dan zooplankton (hewani).perbedaan pokok diantara kedua adalah fitoplankton dapat berfotosintesis sehingga berfungsi sebagai produsen primer di perairan sedangkan zooplankton tidak berfotosintesis sehingga berfungsi sebagai konsumen pertama di perairan. Baik jumlah (kuantitas) maupun jenis, lebih dari 90% fitoplankton terdiri dari algae (ganggang).
Variasi bentuk dan warna algae bagaikan tak terhitung ragamnya dan alam telah menperlihatkan tidak ada yang lepas dari kontruksi(bentuk) yang indah dari tumbuhan ini. Semua bentuk dan keindahan di alam ini dapat di temukan pada algae, mereka mempunyai bentuk-bentuk yang anehdan kebiasaan khas yang tersebar.
Zooplankton (plankton hewani) berperan penting dalam rantai makanan dan kesetabilan sebuah ekosistem. Zooplankton di perairan sangat berperan bagi ikan-ikan kecil yang hidup di perairan sebagai makannya.
1.2  Tujuan praktikum
Tujuan dari praktikum yang dilakukan pada pelajaran Plaktonologi ini adalah :
1)      Memperkenalkan dan mengetahuai berbagai jenis plankton yang  ada di alam baik itu air tawar, air payau, dan air laut.
2)      Mengetahui teknik dan prosedur cara pengambilan sampel plankton.
3)      Melakukan analisis kelimpahan plankton misalnya indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominasi.
4)      Menyajikan secara ringkas teori teori dasar planktonologi.
5)      Menambah keterampilan mahasiswa/i dalam melaksanakan praktikum.

1.3  Manfaat praktikum
Manfaat dari praktikum yang dilakukan ini adalah untuk mengetahui bentuk dan jenis jenis plankton yang ada di perairan baik itu air tawar, payau, laut dan pada praktikum yang dilakukan kita dapat mengetahui yang mana fitoplankton dan zooplankton dengan ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi mahasiswa.













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Plankton
Plankton merupakan kumpulan dari organisme pelagis yang sangat mudah hanyut oleh gerakan massa air. Plankton berbeda dengan nekton (ikan) yang juga merupakan organisme pelagis yang dapat berenang cukup kuat sehingga dapat melawan gerakan massa air. Plankton juga memiliki perbedaan dengan bentos yang terdiri dari organisme yang hidup di dasar perairan (Stewart, 1986).
       Dalam klasifikasinya, organisme plankton dapat dibedakan berdasakan:
1.      Berdasarkan Fungsi  
Plankton digolongkan menjadi empat golongan utama, yaitu:
a.       Fitoplankton
Fitoplankton atau plankton nabati adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau melayang di perairan. Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 µm – 200 µm (1 µm = 0,001 mm). Fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal (Anonim1, 2010).
Fitoplankton mempunyai fungsi penting di perairan karena bersifat autotrofik, yakni dapat menghasilkan sendiri bahan organik makanannya. Selain itu, fitoplankton juga mampu melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik karena mengandung klorofil dan karena kemampuannya ini fitoplankton disebut sebagai primer producer (Stewart, 1986).
b.      Zooplankton
Zooplankton atau plankton hewani adalah hewan yang hidupnya mengapung atau melayang dalam perairan. Kemampuan berenangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan kemana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, artinya tidak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan anorganik. Jadi zooplankton lebih berperan sebagai konsumen (consumer) bahan organik (D. B, Mukayat, 1994).
Zooplankton ada pula yang dapat melakukan migrasi vertikal harian dari lapisan dalam ke permukaan. Hampir semua hewan yang mampu berenang bebas (nekton) atau yang hidup di dasar laut (bentos) menjalani awal kehidupannya sebagai zooplankton yaitu ketika masih berupa telur dan larva (D. B, Mukayat, 1994).
c.       Bakterioplankton
Bakterioplankton merupakan bakteri yang hidup sebagai plankton. Bakterioplankton mempunyai ciri yang khas, ukurannya sangat halus (umumnya < 1 µm), tidak mempunyai inti sel dan umumnya tidak mempunyai klorofil yang dapat berfotosintesis (Dianthani, 2003). Fungsi utamanya dalam ekosistem laut adalah sebagai pengurai (decomposer). Semua biota laut yang mati akan diuraikan oleh bakteri sehingga akan menghasilkan hara seperti fosfat, nitrat, silikat, dan sebagainya. Hara ini kemudian akan didaurulangkan dan dimanfaatkan lagi oleh fitoplankton dalam proses fotosintesis (Dianthani, 2003).
d.      Virioplankton
Virioplankton adalah virus yang hidup sebagai plankton. Virus ini ukurannya sangat kecil (kurang dari 0,2 μm) dan menjadikan biota lainnya, terutama bakterioplankton dan fitoplankton, sebagai inang (host). Tanpa inangnya virus ini tak menunjukkan kegiatan hayati. Virioplankton dapat memecahkan dan mematikan sel-sel inangnya (Dianthani, 2003).
Berdasarkan daur hidupnya plankton dibagi menjadi :
a)      Holoplankton
Dalam kelompok ini termasuk plankton yang seluruh daur hidupnya dijalani sebagai plankton, mulai dari telur, larva, hingga dewasa. Kebanyakan zooplankton termasuk dalam golongan ini. Contohnya : kokepod, amfipod, salpa, kaetognat. Fitoplankton termasuk juga umumnya adalah holoplankton (Anonim1, 2010).
b)      Meroplankton
Plankton dari golongan ini berperan sebagai plankton hanya pada tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yaitu pada tahap sebagai telur dan larva saja. Beranjak dewasa ia akan berubah menjadi nekton, yaitu hewan yang dapat aktif berenang bebas, atau sebagai bentos yang hidup menetap atau melekat di dasar laut. Oleh sebab itu, meroplankton disebut sebagai plankton sementara (Anonim1, 2010).
Meroplankton ini sangat banyak ragamnya dan umumnya mempunyai bentuk yang sangat berbeda dari bentuk dewasanya. Larva crustacea seperti udang dan kepiting mempunyai perkembangan larva yang bertingkat-tingkat dengan bentuk yang sedikitpun tidak menunjukkan persamaan dengan bentuk yang dewasa (Anonim1, 2010).
c)      Tikoplankton
Tikoplankton sebenarnya bukan plankton yang sejati karena biota ini dalam keadaan normalnya hidup di dasar laut sebagai bentos. Namun karena gerak air menyebabkan ia terlepas dari dasar dan terbawa arus mengembara sementara sebagai plankton (Anonim1, 2010).

2.2 Peranan Plankton
Plankton sebagai bioindikator kualitas suatau perairan terutama perairan mengeenang dapat ditentukan berdasarkan fluktuasi populasi plankton yang mempengaruhi tingkat tropik perairan tersebut.fluktuasi dari populasi plankton sendiri dipengaruhi terutama perubahan berbagai faktor lingkungan. Salah satu yang dapat mempengaruhi populasi plankton adalah ketersediaan nutrisi disuatu perairan. Unsur nutrisi berupa nitrogen dan fospor yang terakumulasi dalam suatu perairan akan menyebabkan terjadinya ledakan populasi fitoplankton dan proses ini akan menurunkan kualitas perairan (Umar,2002).
2.3 Sampling Plankton
Pengambilan sampel dapat dilakukan baik secara vertikal maupun horisontal. Pengambilan sampel secara vertikal sering mengikuti petunjuk kedalaman standar oseanografi (Michael, 1995). Peralatan sampling yang digunakan untuk pengambilan sampel pada umumnya berbeda-beda menurut ukuran plankton. Pada pengambilan sampel fitoplankton dan nanoplankton dapat dilakukan dengan cara:
1. Menggunakan jaring plankton yang memilki diameter mulut sebesar 30 cm dan mata jaring 64 mm.
2. Pengambilan sampel dengan anung Van Dorn atau Niskin, ditampung dalam   botol sampel (250 ml) diberi bahan pengawet Formalin atau larutan Lugol.
3. Pengambilan sampel dengan tabung Van Dorn atau Niskin, selanjutnya dilakukan penyaringan sebanyak lebih dari 21 dengan jaring plankton berdiameter 15 cm dengan mata jaring 20 mm (Michael, 1995).
Pengambilan zooplankton pada umumnya dilakukan dengan menggunakan jaring plankton, meskipun dapat dilakukan dengan cara lain, misalnya melakukan penyedotan air dengan pompa, kemudian air disaring dengan jaring tertentu (102 mm, 200 mm atau 300 mm). Cara ini cukup jarang dilakukan karena memerlukan peralatan khusus dan wahana praktikum yang dilengkapi peralatan listrik agar dapat melakukan penyedotan air dan dalam pengoperasiannya hanya terbatas pada kedalaman permukaan (Michael, 1995).
Pemberian bahan pengawet pada sampel dimaksudkan agar sampel-sampel yang tidak dapat diamati segera setelah pengambilan sampel, tidak mengalami kerusakan. Jenis-jenis bahan pengawet yang umum digunakan di lapangan adalah Formalin, larutan Lugol, dan larutan Bouin. Sedangkan penggunaan alkohol untuk pengawet plankton jarang dilakukan. Pemberian bahan pengawet dilakukan dengan segera setelah sampel ditampung dalam botol sampel agar plankton tidak mengalami kerusakan akibat terjadi proses pembusukan (Michael, 1995).
Terdapat dua metode sampling plankton yang dikenal sesuai dengan tujuannya dibagi menjadi:
1.  Kualitatif, yaitu bertujuan untuk menyesuaikan jenis-jenis plankton.
2. Kuantitatif, yaitu bertujuan untuk mengetahui kelimpahan plankton (Hariyanto, 2008).



Metode sampling kuantitatif pada umumnya dilakukan untuk mengetahui kepadatan plankton per satuan volume. Sampling plankton secara kuantitatif dapat dilakukan dengan menggunakan jaring plankton (plankton net). Penggunaan jaring plankton, selain sangat praktis, juga memperoleh sampel yang cukup banyak. Jaring plankton umumnya berbentuk kerucut dengan berbagai ukuran dengan panjang jaring sekitar 4-5 kali diameter mulutnya.
                                    Gambar 1: Jaring plankton
Jaring berfungsi untuk menyaring organisme planktonik (plankter) yang ada di dalam air sehingga jenis plankton yang tertangkap sangat tergantung pada ukuran mata jaring. Sehingga ukuran mesh yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis ataun ukuran plankton yang akan diamati. Untuk perairan dangkal di daerah tropis, dianjurkan untuk menggunakan mesh dengan ukuran 30-50 μm untuk fitoplankton dan zooplankton kecil. Untuk zooplankton yang ukurannya relatif besar digunakan mata jaring 150-175 μm (Wickstead, 1965 dalam Hutagalung, 1997)
BAB III
METODEOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan tempat
Adapun waktu  yang digunakan dalam praktek planktonologi ini dilakukan pada tiap hari kamis tanggal 12 dan 19 Desember 2014 dilanjutkan pada hari senin 22 Desember 2014 yang dilakukan pengamatan ditempat Laboratorium Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun Alat dan bahan yang digunakan dalam praktek ini adalah :
v  Logol iodin 5 % atau Formalin 4%.
v  Sampel air (tawar, payau. laut).
v  Mikroskop binokuler
v  Kaca objek(objek glass) dan kaca tutup(cover glass)
v  Tisue
v  Air akuades
v  Jaring Plankton Net
v  Lup inokulasi
3.3 Prosedur Praktikum
Dalam melaksanakan praktek yang dilakukan ada beberapa langkah kerja yang harus dilakukan yaitu :
A.    Pengambilan sampel air
Pengambilan sampel dapat dilakukan baik secara vertikal maupun horisontal. Pengambilan sampel secara vertikal sering mengikuti petunjuk kedalaman standar oseanografi (Michael, 1995). Dalam pengambilan sampel air dilakukan dengan metode lempar. Pada metode ini langkahnya adalah pertama lempar jaring plankton Net ke atas permukaan air dengan sesuai panjang yang kita ingin lakukan, kemudian tarik kembali jaring plankton, air yang tertampung di ujung jaring pada botol tampungan jaring tersebut kemudian di pidahkan ke dalam satu botol, jika ingin di awetkan tetesi sampel dengan larutan formalin 4% kemudian tutup rapat botol tersebut. Jika ingin mengamati langsung secara hidup tidak dilakukan pemberian larutan formalin dan langsung saja dilakukan pengamatan di mikroskop.
Pemberian bahan pengawet pada sampel dimaksudkan agar sampel-sampel yang tidak dapat diamati segera setelah pengambilan sampel, tidak mengalami kerusakan. Jenis-jenis bahan pengawet yang umum digunakan di lapangan adalah Formalin, larutan Lugol, dan larutan Bouin. Sedangkan penggunaan alkohol untuk pengawet plankton jarang dilakukan. Pemberian bahan pengawet dilakukan dengan segera setelah sampel ditampung dalam botol sampel agar plankton tidak mengalami kerusakan akibat terjadi proses pembusukan (Michael, 1995).
B.     Pengamatan plankton
Pengamatan menggunakan mikroskop. Sampel yang terdapat di botol di ambil dengan mengunakan pipet tetes, tetesi ke atas sebuah kaca objek sebanyak 1 tetes kemudian tutup dengan kover glass,kemudian letakan di meja preparat, amati dengan mikroskop, atur fokus mikroskop dengan mengatur pembesaran mulai dari kekuatan rendah sampai dengan pembesaran yang tinggi sehingga gambar terlihat jelas. Hitunglah ada berapa banyak masing-masing jenis spesies yang ditemukan.lakukan secara berulang sehingga tidak ada terjadi kesalahan hasil.
3.4 analisis Data
     A. Keimpahan Plankton
Penentuan  kelimpahan  plankton dihitung  dengan  menggunakan  rumus Sachlan  dan  Effendie  (1972)  dalam Dianthani (2003), sebagai berikut:
Dimana :
N = Jumlah sel per liter (ind/l)
n = Jumlah sel yang diamati atau didapat
Vr = Volume air tersaring (ml)
Vo = Volume air yang diamati (ml)
Vs = Volume air yang disaring (l)
B.     Indeks Keanekaragaman
Distribusi  dan  komposisi  jenis plankton  dapat  diketahui  dengan menghitung Index of General Diversity (H’) menggunakan  metode  Shannon-Wiever berdasarkan Pole (1974) dan Bengen (1999) dalam Dianthani (2003) :
Di mana:
H′ = Indeks Keanekaragaman jenis
pi = Proporsi kelimpahan dari jenis plankton ke-i (ni/N)
ni = Jumlah individu jenis plankton ke-i
N = Jumlah total individu plankton
Kisaran total indeks keanekaragaman dapat  diklasifikasikan  sebagai  berikut (modifikasi Wilhm dan Dorris, 1968 dalam Dianthani, 2003) : H′ < 2,3026 : keanekaragaman rendah 2,3026 < H′< 6,9078 : keanekaragaman sedang H′ > 6,9078 : keanekaragaman tinggi
C.     Indeks Dominansi (D)
Dominansi jenis plankton dapat dihitung berdasarkan Simpson (1949) dalam
Dianthani (2003) sebagai berikut :
Dimana :
D = Indeks Dominansi
ni = jumlah individu jenis ke-i
N = Jumlah total individu
Berdasarkan Odum (1971), dominansi hasil perhitungan adalah sebagai berikut : D mendekati  0  tidak  ada  jenis  yang mendominasi dan D mendekati 1 terdapat jenis yang mendominasi.














BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
Adapun hasil dari praktikum mengenai plankton ini adalah sebagai berikut :
A.    Komposisi plankton yang didapat.
Tabel 1 : hasil pengamatan plankton pada air laut.
No.
Spesies
Ciri utama tubuh
Gambar hasil praktikum
Jumlah
1
Cosanodiscus radiatus
Bentuk bundar tapi pipih warnanya terlihat kuning ke coklatan berbintik bintik
1
2
Biddulphia mobiciensis
Bentuk tubuh persegi empat tidak sempurna mempunyai alat gerak pada tiap ujung sudutnya sekitar 2 helai warna transparan kecoklatan



2
3
Rhizocolenia stolilnothil
Bentuk seperti batang memanjang terliahat transparan



8
4
Macrocylops fuscus
Bentuk lonjong mempunya 2 antena dan kulit luar yang keras terbuat dari kitin.

2
5
Glocotrihia echirelata
Bentuk tubuh seperti jarum dengan warna tubuh kuning kecoklatan



2
6
nauplius
Bentuk bundar lonjong memiliki alat gerak5 depan dan 2 belakang berwarna transparan kuningan



3
7
Ditylum brightwellii
Bentuk tubuh seprti kotak dan ada bercak bercak garis pada tubuhnya tidak beraturan

4
88


8

warna tubuh kuning dan ada sedikit hitam seperti papan yg bersusun

1
9
Bacillarariophyceae.sp
(diatome)
Bentuk tubuh panjang dan melebar dengan ujung nya meruncing atas bawah warna transparan kekuningan
4
10
N. balanus tintinnabulum
Tubuh transparan memiliki alat gerak seperti kbelakang dan mempunya kaki spasang antena bagian depan dan ekornya
2
11





2

Tabel 2 : hasil pengamatan plankton air tawar.
No.
Spesies
Ciri utama tubuh
Gambar hasil praktikum
Jumlah
1
Flagelaria sp
Bentuk tubuh seperti sehelai rambut dan menpunyai badan sedikit besar seperti cambuk

2
2
Rhizocolenia bergonii
Bentuk tubuh panjang transparan dengan adanya rongga sedikit pada tubuhnya

11
3
Mougeotila
Bentuk tubuh seperti pita pita yang  merambat panjangnya tidak beraturan berwarna gelap unkuran tidak seragam



18
4
Dinoflagellata.sp
Bentuk tubuh bulat seperti butiran kacang hijau warna pun hijau tua ada sedikit kehitaman ukuran tidak seragam
12




Tabel 3 : hasil pengamatan plankton air payau.
No.
Spesies
Ciri utama tubuh
Gambar hasil praktikum
Jumlah
1
Rivataria
Bentuk tubuh panjang dengan karakteristik tak beraturan warna hitam transparan
5
2
Glocotrihia echinelata
Bentuk tubuh transparan melengkung ukuran nya tidak seragam
9
3
Mougeotila
Bentuk tubuh seperti pita pita yang  merambat panjangnya tidak beraturan berwarna gelap unkuran tidak seragam
5
4
Ditylum brightwelii
Bentuk tubuh tak beraturan dan ada bercak bercak garis pada tubuhnya tidak beraturan warna gelap
12

B.     Hasil kelimpahan, indeks keseragaman, indeks dominan plankton.
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan kami mendata hasil yang dapat dilihat dilampirkan ditabel yang dibuat sebagai berikut :
a.       Indeks kelimpahan plankton
Tabel 4 : kelimpahan plankton pada air laut.

No.
Spesies
jumlah
Kelimpahan
1
Cosanodiscus radiatus
1
0,250372
2
Biddulphia mobiciensis
2
0,500744
3
Rhizocolenia stolilnothil
8
2,002976
4
Macrocylops fuscus
2
0,500744
5
Glocotrihia echirelata
2
0,500744
6
 Nauplius
3
0,751116
7
Ditylum brightwellii
4
1,001488
8

1
0,250372
9
Bacillarariophyceae.sp (diatome)
4
1,001488
10
 N. balanus tintinnabulum
2
0,500744
11

2
0,500744

total spesies
31


Diketahui : n = 31, Vr = 100 ml, Vo = 0,5 ml, Vs = 798,8125 liter
7,761532 individu/liter

Tabel 5: kelimpahan plankton pada air tawar.
No.
Spesies
jumlah
Kelimpahan
1
Bacillarariophyceae.sp (diatome)
2
0,500744 
2
Rhizocolenia bergonii
11
2,754092
3
Mougeotila
18
4,506696
4
Dinoflagellata.sp
12
3,004464

total spesies
43


Diketahui : n = 43, Vr = 100 ml, Vo = 0,5 ml, Vs = 798,8125 liter
 10,765996 individu/liter

Tabel 6 : kelimpahan plankton pada air payau.
No.
Spesies
jumlah
Kelimpahan
1
Rivataria
5
1,25186
2
Glocotrihia echinelata
9
2,253348
3
Mougeotila
5
1,25186
4
Ditylum brightwelii
12
3,004464

total spesies
31


Diketahui : n = 31, Vr = 100 ml, Vo = 0,5 ml, Vs = 798,8125 liter
 7,761532 individu/liter

b.      Indeks keseragaman plankton
Tabel 7 : keseragaman dan dominasi plankton pada air laut
No.
Jenis spesies
Jumlah
( ni )
(ni/N)
Ln (ni/N)
(ni/N) x Ln (ni/N)
D =%
1
Cosanodiscus radiatus
1
0,0322
-3,4357
-0,1106
0,1
2
Biddulphia mobiciensis
2
0,0645
-2,741
-0,1768
0,41
3
Rhizocolenia stolilnothil
8
0,258
-1,3547
-0,3495
6,65
4
Macrocylops fuscus
2
0,0645
-2,741
-0,1768
0,41
5
Glocotrihia echirelata
2
0,0645
-2,741
-0,1768
0,41
6
 Nauplius
3
0,0967
-2,3361
-0,226
0,93
7
Ditylum brightwellii
4
0,129
-2,0479
-0,0479
1,66
8

1
0,0322
-3,4357
-0,1106
0,1
9
Bacillarariophyceae.sp (diatome)
4
0,129
-2,0479
-0,0479
1,66
10
 N. balanus tintinnabulum
2
0,0645
-2,741
-0,1768
0,41
11

2
0,0645
-2,741
-0,1768
0,41

Total spesies
31


-1,7765


Tabel 8 :keseragaman dan dominasi plankton pada air tawar
No.
Jenis spesies
Jumlah
( ni )
(ni/N)
Ln (ni/N)
(ni/N) x Ln (ni/N)
D =%
1
Bacillarariophyceae.sp (diatome)
2
0,0465
-3,0683
-0,1427
0,21
2
Rhizocolenia bergonii
11
0,2558
-1,3633
-0,3487
6,54
3
Mougeotila
18
0,4186
-0,8708
-0,3645
17,52
4
Dinoflagellata.sp
12
0,279
-1,2765
-0,3561
7,78

Total spesies
43


-1,212


Tabel 9 : keseragaman dan dominasi plankton pada air payau
No.
Jenis spesies
Jumlah
( ni )
(ni/N)
Ln (ni/N)
(ni/N) x Ln (ni/N)
D =%
1
Rivataria
5
0,1612
-1,8251
-0,2942
2,6
2
Glocotrihia echinelata
9
-0,2903
-1,2368
-0,359
8,42
3
Mougeotila
5
0,1612
-1,8251
-0,2942
2,6
4
Ditylum brightwelii
12
0,387
-0,9493
-0,3673
14,98

Total spesies
31


-1,3147


4.2  Pembahasan
             Dari praktikum ini bertujuan untuk mengetahui indeks kelimpahandan indeks keragaman dan dominasi plankton disuatu perairan. pengambilan sampling dilakukan dengan metode lempar. Pada metode ini jaring plankton dilempar sekitar 5 meter kemudian ditarik secara perlahan dan konstan ke tepi. Air yang tertampung pada botol di ujung jaring plankton kemudian dipindahkan ke dalam botol bersih. Selanjutnya yaitu penambahan formalin 4% ke dalam botol sampel dengan tujuan untuk mengawetkan plankton agar tidak hancur dan apabila melakukan pengamatan hidup maka tidak perku diberi bahan pengawet bisa langsung saja dilakukan pengamatan di microskop.



















BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum plankton dibedakan menjadi dua jenis yaitu zooplankton dan fitoplankton. Selain itu, plankton juga bisa dibedakan berdasarkan ukuran dan siklus hidupnya. Pengambilan sampel plankton bisa dilaksanakan dengan menggunakan plankton net.
hasilnya kelimpahan yang didapat adalah 7,761532 idividu/liter (air laut dan air payau),10,765996 individu/liter(air tawar) jadi kelimpahan yang terbanyak yaitu air tawar.  Indeks dominasi yang di peroleh spesies jenis  Rhizocolenia stolilnothil yaitu sebesar 6,65%.(air laut), Mougeotila yaitu sebesar 17,52%(air tawar), Ditylum brightwelii yaitu sebesar 14,98%(air payau)
5.2 Saran
1)      Usahakan memiliki buku referensi identifikasi plankton yang cukup sehingga tidak ada kesalahan dalam mengidentifikasinya.
2)      Jika mengambil referensi dari internet, pastikan sumbernya jelas dan terpercaya.
3)      Lakukanlah penelitian ulang untuk validitas hasil penelitian.
4)      pada saat melakukan praktikum diharapkan ada kerja samanya dalam membagi tugas kerjanya.


DAFTAR PUSTAKA
Michael, P. 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Anonim2. 2012. Pengertian dan Definisi Nekton. (http://blogger.com/pengertian-dan-definisi-nekton//). Diakses pada 12 April 2013.
Anonim1. 2010. Pengertian dan penggolongan plankton. (http://entahsiapa15.wordpress.com/2009/01/16/pengertian-dan-penggolongan-plankton/). Diakses tanggal 2 April 2013.
Mukayat, D.B. 1994. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Stewart, M.E., dkk. 1986. Kunci Identifikasi Zooplankton. Jakarta : UI-press.
Dianthani, D. 2003. Identifikasi Jenis Plankton di Perairan Muara Badak,Kalimantan Timur. (http://www.geocities.com). Diakses 02 April 2013.












LAMPIRAN







Tidak ada komentar:

Posting Komentar